Workshop Pengembangan Batik Ecoprint : Sensasi Keindahan Alam dalam Selembar Kain


 


Sabtu (3/2/2024) SLB Putra Manunggal Gombong mengadakan kegiatan Workshop Ecoprint dengan mendatangkan pengerajin batik Ecoprint yakni Ibu Kinanti Roospitasari selaku pemilik usaha Kinrose Craft. Kinrose Craft merupakan merk dagang kerajinan yang memproduksi kain, kulit, kertas, dan keramik dengan motif berbagai flora Indonesia (Ecoprint).

Seperti yang kita ketahui bahwa di era modern saat ini, banyak sekali produksi bahan untuk pembuatan pakaian menggunakan pewarna tekstil yang kurang ramah untuk lingkungan. Penggunaan pewarna tekstil yang berlebihan dapat merusak ekosistem dengan adanya limbah yang belum diketahui proses daur ulangnya. Maka dari itu, sudah sepantasnya kita meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengurangi penggunaan bahan pewarna tekstil, salah satunya dengan memproduksi kerajinan tangan batik Ecoprint.

Batik Ecoprint merupakan batik yang diproduksi dengan memanfaatkan pewarna dari tanin (zat pewarna) alami yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan baik itu dari daun, batang, ataupun bunga. Karena memanfaatkan bahan dasar dari tumbuhan inilah batik Ecoprint dinilai lebih ramah lingkungan.

Kegiatan Workshop

Kegiatan workshop ini melibatkan sekitar 30 guru SLB Putra Manunggal Gombong. Adapun tahapan kegiatan sebagai berikut:

Pertama, narasumber (Ibu Kinanti) memberikan materi kepada peserta workshop terkait bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan batik Ecoprint, beberapa macam teknik yang digunakan, sampai dengan tahap fiksasi. Selain proses pembuatan, Ibu Kinanti juga memberikan tips pemasaran batik Ecoprint dan cara agar produk bisa dipasarkan.


Kedua, praktik pembuatan batik Ecoprint. Setelah memahami teknik dasar pembuatan Ecoprint,  seluruh peserta workshop dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok mempersiapkan daun bertanin kuat seperti; daun jarak, daun jambu biji, dll.


 Peserta diberi kesempatan untuk berkreasi menyusun daun di atas kain sehingga bisa menghasilkan motif yang indah.


Daun yang sudah disusun di atas kain kemudian digulung lalu direbus (teknik steam). 


Setelah menunggu beberap saat, kain dikeluarkan dari rebusan dan dibuka. 


Tahap ini adalah tahap yang paling menyenangkan karena peserta dapat melihat hasil karya kelompok masing-masing. 


Ketiga, setelah melalui tahapan pembuatan batik Ecoprint, tibalah saat evaluasi. Pada kegiatan evaluasi, Ibu Kinanti memberikan komentar serta tips untuk meminimalisir kesalahan yang mungkin dilakukan selama proses pembuatan, sehingga hasil pembuatan batik Ecoprint bisa lebih indah.

Adanya workshop ini diharapkan selain dapat meningkatkan kesadaran guru terhadap pentingnya melestarikan lingkungan, juga dapat meningkatkan keterampilan dalam pembuatan kerajinan, khususnya kerajinan batik Ecoprint. Nantinya, guru dapat menuangkan ilmunya kepada peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar